Pembibitan dan Budidaya Katuk (Sauropus androgynus) di Pekanbaru Riau


Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (马尼菜; bahasa Tionghoa), cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air susu ibu (ASI).

Berikut adalah uraian tentang budidaya katuk:

1. Tanaman Katuk

Pembudidayaan tanaman katuk untuk meningkatkan peningkatan pendapatan petani berlahan sempit. Ada dua jenis tanaman katuk yang bisa dibudidayakan petani yaitu: daun kecil dan daun lebar. Pohon katuk jenis daun lebar mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:
a. Mempunyai pertumbuhan yang lebih kuat.
b. Tahan terhadap penyakit.
c. Berbatang lebih besar.
d. Daun mempunyai adaptasi yang lebih tinggi terhadap jenis tanah dan iklim.
e. Partumbuhannya lebih cepat.
Daun muda lebih ranum sehingga lebih diminati konsumen.

Daun katuk sudah sejak dulu dibudidayakan masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan. Meski demikian masih jarang sekali ditemukan petani membudidayakan tanaman katuk secara intensife dan semi intensife. Tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetative (dengan stek batang) tergolong tanaman yang mempunyai adaptasi tinggi. Bisa tumbuh subur di dataran rendah maupun dataran tinggi dan di sawah sekalipun. Untuk penanaman di sawah yang perlu diperhatikan drainasenya.

2. Cara Budidaya

Cara budidaya tanaman katuk dilakukan secara intensife dan semi intensife. Sesuai uji coba penulis, dalam perhitungan luasan tanam 2500m2 (1/4 Ha).
a. Siapkan bibit sejumlah 10.000 batang dalam polibag.
b. Lahan dibuat bedengan dengan luas 1 M dan lebar parit 60 cm dengan kedalaman parit 30 cm.
c. Taburkan pupuk kandang ke tengah bedengan, 50 karung/2500M2.


d. Gunakan Mulsa untuk menutup bedengan dan untuk mencegah tumbuhnya gulma.
e.  Jarak tanam 60cm x 35cm atau 60cm x 30cm.


f. Tanam bibit di bedengan lalu buka polibag bibit dan dimasukkan ke lubang tajukan.

3. Pemeliharaan

Pada dasarnya tanaman katuk tidak terlalu sulit dalam hal pemeliharaan. Seperti tanaman lainnya, gulma harus dibersihkan, semprot dengan perangsang tumbuh untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal. Pemupukan dilakukan 20 hari sekali, gunakan pupuk yang mengandung kadar N tinggi.

4. Hama dan Penyakit

a.  Ulat.
Ulat pada tanaman katuk menyerang pucuk daun muda, sehingga daun muda rusak. Ulat pada tanaman katuk tidak terlalu sulit untuk dikendalikan, bisa menggunakan racun ulat berdosis rendah.
b.  Cabuk.
Tanaman katuk sering terdapat serangan cabuk. Cabuk menyerang dengan cara menghisap cairan dari bawah daun dan menyebabkan tanaman keriting. Pengendaliannya dengan cara menyemprotkan insektisida.
c.  Kutu penghisap daun / kutu Kabul.
Pada serangan ini tanaman akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan daun mengecil. Pengendaliannya dengan menyemprotkan insektisida.

5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setiap hari setelah katuk berumur 2 bulan dan pemanenan dilakukan pada sore hari. Pemanenan dilakukan secara berurutan. Missal, dalam 2500m2 (50m x 50m), ada 30 tanaman katuk. Hari pertama pemanenan bedeng 1, bedeng 2, dan bedeng 3. Hari kedua pemanenan bedeng 4, bedeng 5, bedeng 6. Dan seterusnya setelah hari ke-11 kembali lagi ke bedeng 1, bedeng 2, dan bedeng 3. Cara pemotongan, potong  batang muda  yang panjangnya 20 cm s/d 30 cm dan tinggalkan yang panjangnya kurang dari 20 cm.

6. Potensi Hasil
Berdasarkan uji coba  yang penulis lakukan pada lahan (50m x 50m) dengan cara pemanenan diatas setiap hari dalam 3 (tiga) tanaman katuk atau dalam 840 sampai dengan 1000 pohon katuk bias menghasilkan 200 sd 250 ikat (±15 batang per ikat). Dengan harga jual ke pengepul Rp 600,- s/d Rp 1.000,- per ikat berarti petani mempunyai penghasilan Rp 90.000,- s/d Rp 150.000,- per hari. Dan dalam setiap bulan petani akan mendapatkan penghasilan antara Rp 2.700.000,- s/d Rp 4.500.000,- pada usia tanaman 2 s/d 3 bulan.

Sesuai dengan judul meningkatkan pendapatan petani pada lahan sempit anda bisa bandingkan dengan bila ditanami dengan tanaman yang lain pada luas area yang sama. Bila anda tertarik mencoba, kami menyiapkan bibit yang berkualitas dalam polibag. Tinggi 30 s/d 40cm dengan harga Rp 1.500,- per batang (seribu lima ratus rupiah per batang).


Demikian ulasan yang kami berikan, semoga dapat memberikan pertimbangan. Untuk pemesanan akan kami berikan bimbingan yang lebih lengkap secara langsung. Atau dapat menghubungi kami:

Subandi
0812 6713 776 

Postingan populer dari blog ini

Bacaan Takhtim, Tahlil dan Do'a

Jual Bibit Tanaman Pekanbaru Riau

Wangsa Transport: Jasa Angkutan Barang Dalam dan Luar Kota Pekanbaru Riau Indonesia