Postingan

Menampilkan postingan dengan label penggandaan

Wangsa Bisnis: Pemanfaatan Efek Penggandaan

Gambar
Secara umum keajaiban efek penggandaan ini digunakan dalam sistem perbankan maupun investasi lain seperti ternak, saham dan sebagainya. Sebagian orang mengatakan sistem bunga berbunga itu haram, tetapi Albert Einstein mengatakan itu keajaiban dunia ke 8. Inilah yg menjadi dasar melipatkan uang para orang kaya. Yg paling banyak memanfaatkan keajaiban ini adalah bisnis networking, yaitu bisnis yg menggunakan konsep prosumen. Sistem distribusi produk dari prodisen langsung ke konsumen.  Misal yg dijelaskan di buku The Parable Of Pipe Line karangan Burked Hedges : Anda bergabung dan kemudian mengajak 1 orang setiap bulan. Orang yg anda ajak juga diajari utk mengajak 1 orang setiap bulan. Maka akan terjadi persamaan deret ukur 1 —> 2 —> 4 —> 8 —> 16 —> 32 —> 64 —> 128 —> 256 —> 512 —> 1024 —> 2048. Dalam 12 bulan, Anda menggabungkan 11 teman Anda, dan grup Anda berkembang menjadi lebih dari 2000 orang. Jika masing masing orang membeli alat k

Wangsa Bisnis: Keajaiban Efek Penggandaan

Gambar
Orang biasa sering meremehkan efek penggandaan ini. Padahal inilah yg digunakan orang kaya untuk tetap mempertahankan kekayaan mereka. Kebanyakan orang miskin tambah miskin krn tidak menggunakan kekuatan ini.  Nampaknya sedikit, tetapi bersamaan dengan waktu, maka hasilnya  bisa luar biasa besar. Karena yang digunakan bukan penambahan tetapi perkalian sehingga jadi berlipat lipat.  Ketika Albert Einstein migrasi ke Amerika, melihat efek penggandaan ini pada kondisi keuangannya, menyebutkan sebagai KEAJAIBAN DUNIA YANG KE DELAPAN. Katanya ini ada ceritanya : Dahulu kala, seorang kaisar cina mendapat persembahan seperangkat catur bagus dari seorang pengrajin. Kaisar pun memanggil si pengrajin dan menanyakan minta hadiah apa ? Dengan rendah hati si pengrajin minta hadiah sebutir beras diletakkan di kotak catur pertama, kemudian 2 butir di kotak ke 2, kemudian 4 butir di kotak ketiga dst dikalikan dua sampai 64 kotak itu dipenuhi. Baginda menyanggupi, kemudian me